오랜만에 한국과 인도네시아 협력 관련 기사를 읽고 공유합니다. > 인도네시아관련 질문

인도네시아 시장에 관심이 많은 사람으로서 앞으로도 양국간 좋은 소식이 계속 있었으면 좋겠네요.

그나저나 요즘 인도네시아 글랍 운동은 어떻게 결론이 났는지 궁금하네요.

원문 출처

https://ipdefenseforum.com/ko/2025/04/%EC%9D%B8%EB%8F%84%EB%84%A4%EC%8B%9C%EC%95%84%EC%99%80-%ED%95%9C%EA%B5%AD-%ED%95%AD%EA%B3%B5%EC%9A%B0%EC%A3%BC-%EA%B0%9C%EB%B0%9C-%EC%A4%91%EC%8B%AC%EC%9D%98-%EB%B0%A9%EC%82%B0-%ED%98%91%EB%A0%A5/ 

인도네시아와 한국, 항공우주 개발 중심의 방산 협력 재확인
Indonesia dan Korea Selatan Tegaskan Kembali Kerja Sama Pertahanan Berfokus pada Pengembangan Dirgantara

Oleh Gusty Da Costa

Indonesia dan Korea Selatan menegaskan kembali hubungan kerja sama pertahanan yang telah lama terjalin antara kedua negara, serta sepakat untuk memperkuat kolaborasi di bidang industri penerbangan dan antariksa. Wakil Menteri Pertahanan Indonesia, Donny Ermawan Taufanto, dan Komisioner Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan, Seok Jong-gun, baru-baru ini menyatakan komitmen untuk memperluas kerja sama strategis yang tidak hanya berfokus pada pembelian peralatan, tetapi juga pengembangan bersama, pelatihan, dan peningkatan kapabilitas industri.

Pertemuan tingkat tinggi yang digelar di Kementerian Pertahanan Indonesia pada Maret 2025 mencerminkan hubungan kedua negara yang semakin erat. Seok menyatakan, "Tujuan utama kunjungan saya ke Jakarta adalah untuk memperkuat kerja sama antara Korea dan Indonesia. Korea memandang Indonesia sebagai mitra strategis yang sangat penting."

Inti dari kerja sama ini adalah proyek pengembangan pesawat tempur KF-21/IFX yang dimulai pada tahun 2010. Proyek ini baru-baru ini mengalami penyesuaian kontribusi dana dari pihak Indonesia serta cakupan transfer teknologi. Wamenhan Taufanto menekankan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Korea tidak hanya sebatas transaksi jual-beli, melainkan meluas hingga penguatan kemampuan industri penerbangan secara keseluruhan. Ia juga memuji performa pesawat latih asal Korea seperti T-50 dan KT-1 yang saat ini digunakan oleh TNI AU.

Menurut laporan The Korea Herald, kontribusi Indonesia terhadap proyek ini kini berkisar pada 600 miliar won (sekitar 490 juta dolar AS), turun dari sebelumnya 1,6 triliun won (sekitar 1,1 miliar dolar AS). Analis pertahanan Indonesia, Beni Sukadis, menyatakan bahwa proyek ini mencakup transfer teknologi secara menyeluruh mulai dari desain pesawat, produksi komponen, uji terbang, hingga pemeliharaan, yang diperkirakan akan meningkatkan kemampuan jangka panjang industri dirgantara Indonesia.

Dalam wawancara bersama Forum, Sukadis menjelaskan bahwa salah satu kemajuan utama dari proyek KF-21/IFX adalah penerimaan Korea terhadap usulan penyesuaian kontribusi Indonesia. "Penyesuaian ini merupakan hasil dari kerja sama kedua negara demi menjaga keberlanjutan proyek," katanya.

Analis dari Kementerian Pertahanan Indonesia, Pudji Astuti, menyatakan bahwa perusahaan dirgantara Indonesia PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akan fokus pada produksi purwarupa pesawat pada tahun 2025 dan mulai produksi massal pada tahun 2026.

Kerja sama antara Indonesia dan Korea juga meluas ke bidang pengembangan drone, sistem rudal, dan teknologi radar. Sukadis mencontohkan kolaborasi antara perusahaan kedua negara dalam pengembangan roket kendali dan UAV. Selain itu, perusahaan pertahanan Korea Hanwha dan PT LEN dari Indonesia sedang mengembangkan radar pertahanan udara dan radar pertahanan laut secara bersama, serta menjajaki kerja sama dalam pemanfaatan satelit.

Fokus utama dari kerja sama ini adalah pembangunan kapasitas. Indonesia juga sedang mempercepat kemandirian pertahanan melalui pelatihan SDM dan program pendidikan.

Sebagai bagian dari kerja sama pelatihan, pilot TNI AU turut ambil bagian dalam uji terbang pesawat KF-21/IFX guna memperkuat kesiapan operasional menjelang pengadaan hingga 40 unit pesawat tempur di masa depan, menurut Sukadis.

Gusty Da Costa adalah kontributor Forum yang berbasis di Jakarta, Indonesia.